Kompetensi Dasar 7
Mengenali Cara Mengatasi Masalah melalui penerapan Entrepreneurship
Berdasarkan bebrbagai definisi entrepreneur tersebut di
atas, jelaslah bahwa seorang entrepreneur adalah seorang yang mampu mengubah
masalah menjadi peluang kesuksesan. Seorang anggota jemaat atau orang Kristen
tidak dapat terhindar dari masalah sebagaimana yang dialami orang non Kristen.
Ada beragam masalah yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia, termasuk
kehidupan orang Kristen. Dalam menghadapi masalah tersebut, seorang
entrepreneur Kristen menjadikannya
sebagai peluang untuk meraih kesuksesan. Jika demikian apa yang dimaksud dengan
masalah dan bagaimana mengubah masalah menjadi peluang kesuksesasan dapat
diperhatikan dalam teori berikut ini.
Menurut Peter F. Drucker dalam website zainal Hakim
menyatakan, masalah dapat timbul akibat ketidakserasian atau suatu
penyimpangan, artinya suatu ketidaksesuaian antara yang ada dengan yang
“seharusnya” atau antara yang ada dengan yang diasumsikan setiap orang. Dengan
kata lain, masalah diartikan sebagai sebuah kumpulan kesulitan ataupun
pertanyaan yang perlu diselesaikan, dihadapi, dan membutuhkan jawaban secara
pasti. [1]
Kebenaran prinsip yang dikemukakan dalam pendapat Peter F.
Drucker tentang masalah tidak dapat disangkal terjadi juga dalam gereja. Ada
masalah dalam kehidupan anggota gereja, khususnya masalah dalam kesuksesasan
finansial dan masalah-masalah yang non financial, seperti kemampuan merintis
pelayanan, masalah-masalah yang berhubungan dengan kerohanian jemaat. Masalah
financial anggota gereja dapat juga mempengaruhi kesuksesasan financial gereja.
Gereja yang hanya terbatas pada financial yang terbatas pada persembahan
anggota jemaat. Ini merupakan beberapa masalah yang perlu diselesaikan melalui
pengembangan semangat jiwa entrepreneur anggota gereja. Untuk mengatasi masalah
diperlukan usaha.
Menurut Geoffrey G. Meredith (1992) usaha adalah tindakan
yang diarahkan dengan menggunakan kekuatan untuk menuju pada pencapaian tujuan
tertentu. Usaha diartikan pula sebagai aktivitas-aktivitas yang berkelanjutan
dan terus menerus mengalami peningkatan dari aktivitas awal untuk menuju suatu
titik pencapaian akhir. Namun dalam dunia bisnis, usaha diartikan sebagai
jumlah atau kualitas dari suatu bidang pekerjaan yang menghasilkan suatu output
dari pemanfaatan sejumlah input. [2]
Dengan demikian dapat diartikan bahwa masalah usaha adalah
suatu kesulitan pada dunia kerja atau bisnis yang terjadi akibat adanya
perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang telah terjadi sehingga
menuntut para pelaku bisnis (pekerja) untuk menyelesaikan kesulitan tersebut
dengan sejumlah kekuatan yang dimilki secara maksimal. [3]
Para wirausahawan hendaknya dapat menganalisis masalah
dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, dan menarik kesimpulan dari
penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha
atau bisnis sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang wirausahawan sudah
banyak pengalaman di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika
persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua informasi serta data-data
masalah sudah dikumpulkan, seorang wirausahawan harus mengidentifikasi semua
cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang wirausahawan harus
memandang sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang dan mencari cara baru
untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi
jumlah masalahnya, di sini wirausahawan harus mempertimbangkan masalahnya agar
menjadi luas dan mendalam. Jika seorang wirausahawan di dalam usaha atau bisnisnya
berniat untuk meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat di
dalam daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan
pemecahan masalah yang lainnya dapat dikesampingkan. [4]
Berdasarkan
masalah dikemukan di atas, seorang entrepreneur berusaha mengubah masalah
tersebut menjadi peluang kesuksesasan. Untuk mencapai maksud ini dibutuhkan
kepemimpinan. Kepemimpinan selalu berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi
yang terjadi di Indonesia yakni adanya kesulitan mencari kerja perlu dibaringi
dengan kemampuan menciptakan peluang kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dibutuhkannya kepemimpinan entrepreneur Kristen dapat dipahami dalam uriaian
berikut ini.
2. Kreativitas
Kreatifitas
dan inovasi adalah cirri khas entrepreneur. Kreatifitas dan inovasi adalah
kemampuan yang Tuhan anugerahkan dalam diri manusia sehingga manusia mampu
memelihara dan mengusahakan lingkungan di mana manusia berada dan berinteraksi.
Melalui kreatifitas tersebut mansia mampu mengubah tantangan/kesulitan hidup
menjadi peluang meraih kesuksesan. Mulculnya kreativitas berhubungan dengan
konteks yang dihadapi manusia. Dalam hal ini kepemimpinan entrepreneur Kristen
di Indonesia dibutuhkan karena beberapa hal yang dihadapi di Indonesia. Salah
satunya adalah pengangguran yang juga menjadi masalah bagi gereja. Dalam
konteks ini butuh seorang pemimpin Kristen yang mempunyai mimpi. Seorang
pemimpin entrepreneur Kristen adalah seorang pemimpi yang hendak mewujudkan
mimpinya menjadi kenyataan atau menjadi sukses di Indonesia. Seorang pemimpin
yang melaksanakan kepemimpinan entrepreneur Kristen adalah seorang yang berani
menciptakan peluang bagi orang lain di tengah-tengah masalah pengangguran.
Dalam konteks pemahaman yang demikian maka hal-hal yang mendorong kepemimpinan
entrepreneur Kristen adalah memahami realitas di Indonesia. Realitas itu
dijelaskan sebagai berikut.
a.
Pengangguran
terdidik meningkat
Penyajian mata kuliah diberikan kepada mahasiswa untuk menata kemampuan menciptakan peluang kerja yang memberi peluang bagi orang lain untuk memperbaiki kesejahteraan. Dalam hal ini seorang entrepreneur Kristen mesti memperhatikan realitas di Indonesia. Salah satu realitas yaitu kesulitan mendapat kerja sehingga mengakibatkan pengangguran. Hendro memakai istilah pengangguran terdidik. Menurutnya, salah satu realitas di Indonesia yang tidak dapat disangkal yakni Indonesia dihadapkan pada bahaya atau ancaman pengangguran yang disebut dengan pengangguran terdidik yang semakin tinggi. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Banyak factor yang menyebabkan terjadinya pengangguran. Salah satu yakni jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang dapat menampung tenaga kerja. Pengangguran terdidik sebagaimana yang dimaksud di atas adalah seorang yang telah lulus pendidikan dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Para penganggur terdidik umumnya dari kelompok masyarakat menengah keatas yang memungkinkan adanya jaminan kelangsungan hidup meski menganggur.[5]
Angka
pengangguran pemuda terdidik mencapai 47,81 persen dari total angka
pengangguran nasional. Lulusan perguruan tinggi yang diharapkan mendapat
pekerjaan atau mampu menciptakan kerja ternyata tidak mampu mendapat pekerjaan
dan menciptakan lapangan kerja. Apa yang terjadi yakni bahwa lulusan perguruan
tinggi menduduki peringkat pengangguran terdidik tertinggi yaitu diperkirakan
di level 5,8- 6,1 persen pada 2014 cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan
ekonomi dikisaran 6,8-7,2 persen dimana setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi
dapat menciptakan lebih dari 350.000 kesempatan kerja. Beberapa penyebab
antara lain perguruan tinggi merencanakan pengembangan pendidikan kurang
selaras dengan perkembangan lapangan kerja.[6]
Selain itu, pola pikir mahasiswa yang selalu ingin menjadi pekerja/pegawai.
Paradigma yang dimiliki yakni setelah lulus kuliah, mencari pekerjaan bukan
bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri melalui wirausaha. [7]
Ada sebagian yang saya hilangkan. Jika sudah dikopi paste maka jangan jadikan sebagai karya sendiri karena ini adalah karya saya.
b.
Mengurangi
pengangguran
Faktor
lain yang menyebabkan perlunya entrepreneurship Kristen adalah usaha untuk
mengurangi pengangguran. Pengangguran tidak hanya ada di luar anggota jemaat
tetapi juga dalam anggota jemaat. Gereja dari waktu ke waktu bergumul dalam
menolong anggota jemaat yang tidak mempunyai pekerjaan. Salah satu ilmu yang
dapat menolong kesadaran dan perwujudannya adalah entrepreneur. Entrepreneur
bertujuan untuk mengurangi pengangguran. Walaupun demikian, para pengajar
entrepreneur memperingatkan bahwa entrepreneur bukan merupakan ilmu ajaib yang
mendatankan uang dalam sekejab (budaya instan yang melanda negeri ini), tetapi
entrepreneur merupakan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola
semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna
mempertahankan hidup, mencari nafkah atau meraih posisi puncak dalam karier
melalui sebuah proses waktu yang relatif panjang. [9]
Bila
satu orang lulusan perguruan tinggi menjadi wirausaha, maka kemungkinan ia akan
mencari temannya sebagai patner dan mungkin salah satu temannya akan diajak
untuk menjadi karyawan (bekerja kepadanya). Jika jumlah lulusan yang menjadi
wirausaha adalah 10 %, maka yang akan bergabung dengannya bias menjadi 20 % (
satu partner dan satu karyawan). Dengan demikian jumlah pencari kerja angkatan
tahun tersebut otomatis berkurang 30 %. [10]
c.
Tujuan
dan manfaat entrepreneur
ISINYA SAYA SIMPAN...........
ISINYA SAYA SIMPAN...........
3.
Kreativitas
dan Inovasi dalam Entrepreneur Kristen
Tuhan
adalah creator. Melalui firman-Nya segala yang ada dalam semesta ini tercipta
(bnd. Kej.1). Oleh karena itu, seorang pemimpin Kristen yang menerapkan gaya
kepemimpinan entrepreneur Kristen harus menyadari dan memiliki kemampuan dalam
kreativitas dan inovasi. Kreativitas bukanlah semata-mata memecahkan masalah,
tertapi menciptakan sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah
yang kreatif. Kreativitas juga merupakan cara mengoptimalkan dan menggunakan
pengetahuan anda untuk mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti.
Kreativitas adalah Kemampuan utama dan dasar menjadi kewirausahaan yang
sukses,. Kreativitas adalah cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan
penciptaan ide, gagasan serta memunculkan
ide yang brilian. Kreativitas itu bisa dipelajari dan dilatih.
Kreativitas merupakan kemampuan menggunakan cara yang berbeda dan lain dari yang
orang lain lakukan. Kreativitas adalah kunci untuk merancang disain produk baru
dan munculnya tegnologi baru. Tanpa kreatif berarti tidak ada penemuan.[13]
“Kreativitas seseorang
bisa meletup takkala dihadapkan pada tantangan.” [14]
Dalam
hal ini tantangan yang dihadapi seseorang membuatnya memberdayakan imajinasi
untuk berpikir kreatif. Kreativitas
adalah kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. [15]
Jadi, kunci sukses utama seorang setelah memutuskan untuk
menjadi entrepreneur ialah berpikir kreatif. Tanpa kreativitas mimpi seorang
entrepreneur hanyalah angan-angan saja. Berpikir kreatif harus memiliki dasar
pola pikir kreatif. Hal ini dapat membantu memecahkan permasalahan guna
menemukan solusinya.
Berpikir kreatif yaitu:
(a) Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi baru, (b) Mengubah masalah
atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk
langkah selanjutnya, (c) Menemukan solusi yang inovatif, (d) Menemukan
suatukejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah ada hingga menjadi
sebuah penemuan baru, (e) Menemukan tegnologi baru, (f) Mengubah keterbatasan
yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan. [16]
4.
Inovasi
dalam entrepreneur Kristen
Maaf ISINYA SAYA SIMPAN ...... (rencana terbitkan buku)
[1] Kemampuan pemecahan Masalah
seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[2] Kemampuan pemecahan Masalah
seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[3] Kemampuan pemecahan Masalah
seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[4] Kemampuan pemecahan Masalah
seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[5] Jumlah
pengangguran terdidik di Indonesia semakin meningkat, tersedia dalam http://www.news.padek.co/detail/a/9820, diakses tanggal, 10/3 2015
[7] Jumlah
pengangguran terdidik di Indonesia semakin meningkat, tersedia dalam http://www.news.padek.co/detail/a/9820, diakses tanggal, 10/3 2015
[8]Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5.
[9] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5-6.
[10] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5-6.
[11]Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 7-8
[12] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami,
dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 17
[13] Hendro, Dasar-dasar
Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki
Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 107
[14] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal,
Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 103
[15]
http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-kreativitas-dan-inovasi-dalam-wirausaha.html#sthash.DD6KECMD.dpuf,
diakses tanggal, 8/3 2015
[16] Hendro, Dasar-dasar
Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki
Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 105
0 comments:
Post a Comment